Di sini saya sebagai orang biasa, kamu juga, mereka juga... SHUT UP, KAMILA!
Beberapa waktu yang lalu, temanku sangat gembira sebab dia pada tanggal 11 Agustus 2018 yakni kemaren ya, akan pergi ke Singapura untuk menonton konser Boy Band asal Amerika yang bernama "Why Don't We" pada tanggal 13 Agustus. Nama itu masih asing buatku, hehe, lalu aku cari di youtube dan ternyata musiknya enak juga, kayak ada manis-manisnya gitu.
Tidak usah kubahas banyak tentang bagaimana kualitas mereka, apa saja lagu-lagunya, dan bahkan nama personel-personelnya karena sesungguhnya aku tidak tahu. Aku menulis ini sebab ikut bersimpati kepada temanku, sekaligus mengutarakan opiniku terhadap selebritis yang bisa undar-undur jadwal konser dengan mudah.
Penyanyi ataupun band asal negara adidaya, Inggris, atau manapun deh, pokoknya yang lagunya berbahasa Inggris, itu setahu aku fansnya ya dari banyak negara, kan skalanya internasional gitu. Dan ketika mengadakan konser di suatu negara tertentu, pastilah juga banyak warga negara lain yang datang ke negara di mana konser tersebut digelar. Katakan aja Singapura ya, fans dari Indonesia, Malaysia, pasti bakalan banyak yang dateng, mereka bela-belain nabung dan hidup ngirit demi bisa beli tiket konser dan tiket pesawat plus akomodasi mereka di sana (tempat menginap, makan, dll) [di sini nabung dan ngirit tidak berlaku bagi anak orang kaya yang ke sekolah pakai mobil sebab uang jajan mereka sehari bisa untuk beli tiket pesawat].
Ini kisah nyata temanku, aku bagi ke kalian, kuharap kalian bisa mengambil pelajaran dari sini, sehingga hal menyedihkan yang dialami temanku tidak sampai kalian alami.
Mari kita sebut temanku itu dengan nama Lili. Lili merupakan peraih beasiswa di luar negeri, dia menabung uang bulanannya untuk membeli tiket konser dan pesawat. Dia sudah membelinya jauh-jauh hari, masing-masing tiket harganya sekitar satu juta sekian. Liburan ini dia pulang ke Indonesia, itu artinya dia akan berangkat dari negaranya karena mungkin dianggap lebih dekat dengan Singapura sehingga tiket pesawat akan lebih murah. Aku terkejut ketika aku tahu uang segitu untuk nonton konser. Bagi penikmatnya, itu tidak masalah. Bagiku, lebih baik kubelikan lensa tele zoom, ckckck.
Tanggal 10 Agustus 2018, yakni dua hari yang lalu, Lili sedang kebingungan. Dia ingin reschedule tiket pesawatnya. Apa yang terjadi pada Lili?
Boy Band favoritnya mengundur jadwal konser, dari 13 Agustus menjadi 23 Agustus sebab salah satu personelnya yakni Corbyn sakit tenggorokan (mungkin parah, buktinya sampai jadwal konser diundur). Tiket konser tidak masalah meskipun diundur-undur. Tapi, bagaimana dengan tiket pesawat??
Aku menghubungi penyedia jasa pembelian tiket online yang dipakai Lili. Aku tanyakan tentang reschedule bahkan refund. Nyatanya untuk menjadwal ulang tiket pesawat, ada biaya-biaya tertentu yang jika dijumlahkan bisa untuk membeli tiket baru. Berikut perinciannya:
- Harga penerbangan baru sejuta sekian
- Biaya tetap maskapai sejuta sekian (ini kebijakan maskapainya mau berapa duit)
- Biaya reschedule (enggak gede, cuma 100k kok)
- Dikurangi kode unik
- Dikurangi sisa saldo pesanan awal
Dan setelah dihitung, Lili harus membayar dua juta sekian.
Reschedule buang-buang duit nggak sih? Kalau aku bilang sih iya.
Oke, mari coba tanyakan apakah bisa refund? Sayangnya tidak semua tiket bisa diminta balik duitnya, termasuk punya Lili ini. It's non-refundable ticket, Babe... :(
Lili bingung harus gimana. Tetap berangkat pada tanggal 11 Agustus? Sayang tiketnya. Tapi, pada akhirnya, dia membiarkan tiketnya hangus sebab dia bilang bahwa akomodasi dia di sana bisa buat beli tiket baru. Jadi, daripada ke Singapura nggak jelas tujuannya, lebih baik dia merelakan tiketnya. Apakah Lili sedih? Ya, dia sempat menangis. Bagi seorang pelajar/mahasiswi, duit tuh masih dikasih. Kalau jadwal ngasihnya belum ada, terus pas duit udah abis, kan kasihan dia.
Peristiwa pengunduran jadwal konser ini dianggap sangat merugikan fansnya. Ada yang sudah booking hotel yang permalam sejuta sekian juga untuk ini. Ini merupakan resiko yang harus mereka tanggung sendiri sebab jika ingin menyalahkan, siapa yang patut disalahkan? Corbyn sakit. Sakit itu mendadak. Tidak ada yang tahu, tidak ada yang ingin.
Bagaimana jika Corbyn tidak usah disertakan? Mungkin sebagian orang akan berpikir seperti itu, pun aku. Tapi, apakah fans Corbyn terima? Kurasa tidak. Namun, jika seandainya konser tetap berjalan pada tanggal 13 Agustus tanpa Corbyn, kurasa tidak akan ada fans yang dirugikan sebab ini konser Why Don't We, bukan konsernya Corbyn.
Jika kalian jadi Corbyn, apa yang akan kalian lakukan? Apa yang akan kalian katakan?
a. Ya udah, lanjutin aja konsernya tanpa aku, kasihan para fans yang udah beli tiket pesawat dan hotel. Lagian juga, kurang aku doank, nggak apa-apalah, mereka pasti ngerti.
b. Jangan pergi tanpa aku! Kita bukan Why Don't We kalo nggak lengkap!
c. Undur aja konsernya sampe aku sembuh, bodo amat dengan mereka yang udah beli tiket pesawat, itu resiko mereka.
Atau, teman-temannya tidak mau jika tidak lengkap? Atau manajer yang mengatur semuanya?
Bagi kalian yang sudah kehilangan uang sekian juta, bersabarlah. Mau gimana lagi coba?
Beberapa waktu yang lalu, temanku sangat gembira sebab dia pada tanggal 11 Agustus 2018 yakni kemaren ya, akan pergi ke Singapura untuk menonton konser Boy Band asal Amerika yang bernama "Why Don't We" pada tanggal 13 Agustus. Nama itu masih asing buatku, hehe, lalu aku cari di youtube dan ternyata musiknya enak juga, kayak ada manis-manisnya gitu.
songtexte.co |
Penyanyi ataupun band asal negara adidaya, Inggris, atau manapun deh, pokoknya yang lagunya berbahasa Inggris, itu setahu aku fansnya ya dari banyak negara, kan skalanya internasional gitu. Dan ketika mengadakan konser di suatu negara tertentu, pastilah juga banyak warga negara lain yang datang ke negara di mana konser tersebut digelar. Katakan aja Singapura ya, fans dari Indonesia, Malaysia, pasti bakalan banyak yang dateng, mereka bela-belain nabung dan hidup ngirit demi bisa beli tiket konser dan tiket pesawat plus akomodasi mereka di sana (tempat menginap, makan, dll) [di sini nabung dan ngirit tidak berlaku bagi anak orang kaya yang ke sekolah pakai mobil sebab uang jajan mereka sehari bisa untuk beli tiket pesawat].
Ini kisah nyata temanku, aku bagi ke kalian, kuharap kalian bisa mengambil pelajaran dari sini, sehingga hal menyedihkan yang dialami temanku tidak sampai kalian alami.
Mari kita sebut temanku itu dengan nama Lili. Lili merupakan peraih beasiswa di luar negeri, dia menabung uang bulanannya untuk membeli tiket konser dan pesawat. Dia sudah membelinya jauh-jauh hari, masing-masing tiket harganya sekitar satu juta sekian. Liburan ini dia pulang ke Indonesia, itu artinya dia akan berangkat dari negaranya karena mungkin dianggap lebih dekat dengan Singapura sehingga tiket pesawat akan lebih murah. Aku terkejut ketika aku tahu uang segitu untuk nonton konser. Bagi penikmatnya, itu tidak masalah. Bagiku, lebih baik kubelikan lensa tele zoom, ckckck.
Tanggal 10 Agustus 2018, yakni dua hari yang lalu, Lili sedang kebingungan. Dia ingin reschedule tiket pesawatnya. Apa yang terjadi pada Lili?
Boy Band favoritnya mengundur jadwal konser, dari 13 Agustus menjadi 23 Agustus sebab salah satu personelnya yakni Corbyn sakit tenggorokan (mungkin parah, buktinya sampai jadwal konser diundur). Tiket konser tidak masalah meskipun diundur-undur. Tapi, bagaimana dengan tiket pesawat??
Aku menghubungi penyedia jasa pembelian tiket online yang dipakai Lili. Aku tanyakan tentang reschedule bahkan refund. Nyatanya untuk menjadwal ulang tiket pesawat, ada biaya-biaya tertentu yang jika dijumlahkan bisa untuk membeli tiket baru. Berikut perinciannya:
- Harga penerbangan baru sejuta sekian
- Biaya tetap maskapai sejuta sekian (ini kebijakan maskapainya mau berapa duit)
- Biaya reschedule (enggak gede, cuma 100k kok)
- Dikurangi kode unik
- Dikurangi sisa saldo pesanan awal
Dan setelah dihitung, Lili harus membayar dua juta sekian.
Reschedule buang-buang duit nggak sih? Kalau aku bilang sih iya.
Oke, mari coba tanyakan apakah bisa refund? Sayangnya tidak semua tiket bisa diminta balik duitnya, termasuk punya Lili ini. It's non-refundable ticket, Babe... :(
Lili bingung harus gimana. Tetap berangkat pada tanggal 11 Agustus? Sayang tiketnya. Tapi, pada akhirnya, dia membiarkan tiketnya hangus sebab dia bilang bahwa akomodasi dia di sana bisa buat beli tiket baru. Jadi, daripada ke Singapura nggak jelas tujuannya, lebih baik dia merelakan tiketnya. Apakah Lili sedih? Ya, dia sempat menangis. Bagi seorang pelajar/mahasiswi, duit tuh masih dikasih. Kalau jadwal ngasihnya belum ada, terus pas duit udah abis, kan kasihan dia.
Peristiwa pengunduran jadwal konser ini dianggap sangat merugikan fansnya. Ada yang sudah booking hotel yang permalam sejuta sekian juga untuk ini. Ini merupakan resiko yang harus mereka tanggung sendiri sebab jika ingin menyalahkan, siapa yang patut disalahkan? Corbyn sakit. Sakit itu mendadak. Tidak ada yang tahu, tidak ada yang ingin.
Bagaimana jika Corbyn tidak usah disertakan? Mungkin sebagian orang akan berpikir seperti itu, pun aku. Tapi, apakah fans Corbyn terima? Kurasa tidak. Namun, jika seandainya konser tetap berjalan pada tanggal 13 Agustus tanpa Corbyn, kurasa tidak akan ada fans yang dirugikan sebab ini konser Why Don't We, bukan konsernya Corbyn.
Jika kalian jadi Corbyn, apa yang akan kalian lakukan? Apa yang akan kalian katakan?
a. Ya udah, lanjutin aja konsernya tanpa aku, kasihan para fans yang udah beli tiket pesawat dan hotel. Lagian juga, kurang aku doank, nggak apa-apalah, mereka pasti ngerti.
b. Jangan pergi tanpa aku! Kita bukan Why Don't We kalo nggak lengkap!
c. Undur aja konsernya sampe aku sembuh, bodo amat dengan mereka yang udah beli tiket pesawat, itu resiko mereka.
Atau, teman-temannya tidak mau jika tidak lengkap? Atau manajer yang mengatur semuanya?
Bagi kalian yang sudah kehilangan uang sekian juta, bersabarlah. Mau gimana lagi coba?
Komentar
Posting Komentar
You may say anything about me, because it is your right. And i also may say anything about you, because it is my right.