Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Review Buku

(Review Buku) Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin - Tere Liye

Judul Buku: Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Penulis: Tere Liye Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : Cetakan 33, April 2018 Kota : Jakarta Jumlah Halaman : 264 hlm. gramedia.com Ini merupakan karya Tere Liye kedua yang saya baca. Dulu saya pernah membaca “Tentang Kamu”, iya Kamu… (apasih -_-). Saya meminjam “Tentang Kamu” dari guru Bahasa Indonesia, dan saya juga sudah membuat reviewnya  di sini . Saya sangat girang dengan novel tersebut waktu itu sehingga membuat saya ingin membaca karya Tere Liye yang lain juga. Alur maju-mundur,

(Review Buku) Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat - Mark Manson [MENGGILA!]

www.shopee.com Judul Buku Asli: The Subtle Art of Not Giving a Fuck Penulis: Mark Manson Judul Buku Terjemahan: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Alih Bahasa: F. Wicakso Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (GRASINDO) Tahun Terbit : Cetakan III, Mei 2018 Kota : Jakarta Jumlah Halaman : 246 hlm. “Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan lebih banyak hal; tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa yang benar dan mendesak dan penting.” -Hal.6- Saya menggunakan 75% untuk perasaan dan 25% untuk logika, akhirnyalah saya tuh fragile , baperan, sering-sering apapun  saya masukkan hati, lama-lama saya stress. Makanya saya beli buku ini di toko buku online, Buku Galileo namanya, berharap bisa menyeimbangkan keduanya (antara perasaan dan logika). Kenapa tidak ke Gramedia saja? Kan dekat… | Oh waktu itu saya sedang malas gerak, terlalu banyak menanggung beban di hati. Ckckckck.

(Bukan) Review - Tentang Kamunya Tere Liye is RECOMMENDED!

Sejauh ini aku belum pernah membaca karya Tere Liye, Tentang Kamu inilah yang pertama kali, dan yang terbaru ya (mungkin). Lagi-lagi ini bukan bukuku. Seorang guru bahasa Indonesiaku saat MTs, menawariku novel ini. Awalnya aku sempat menolak karena beliau sendiri belum membacanya-aku ingin menunggu beliau selesai terlebih dulu. Tapi, beliau bilang “tidak apa-apa, saya punya 2, dan kita bisa gantian” (kurang lebih seperti itu). Baiklah, aku menerima tawaran itu. Kuambil novel di kediaman beliau. Dan kau tau?! Novel itu belum dibuka, masih disegel, dan masih belum dikeluarkan dari kantong kresek. Aku merasa tidak enak-sebenarnya, tapi aku sudah terlanjur datang. Saat buku itu sudah ditanganku, aku tidak langsung membukanya. Aku menyelesaikan Dilan dulu-aku tidak ingin nanti terlanjur terlena dengan Tentang Kamu lantas melupakan novel yang belum kelar. *aku juga sudah menyelesaikan artikel tentang Dilan beberapa waktu lalu setelah aku menyelesaikan membacanya selama berabad-abad. D...

Dilan? Mainstream or Anti?

Jika tulisan ini ditujukan pada karyaku, sungguh aku akan benar-benar langsung akan merasa sebal karena aku benci dikatain mainstream . Tapi, mengapa aku menyampaikan ini? Bukankah seharusnya jika aku tak suka hal ini terjadi padaku, aku juga tak boleh membuat hal ini terjadi pada orang lain yang tak lain lagi adalah Pak Pidi Baiq yang Baik? No no no, this is just my opinion. No more... Aku tidak punya buku Dilan satupun dalam bentuk hard-copy (di sini sulit menemukan toko buku terpercaya, adanya jauh banget, dan jika online aku akan membayar 2x lipat karena ongkir yang tinggi untuk daerahku, pojokan sih haha), aku hanya punya soft-copy dalam bentuk PDF, 3 lengkap. Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea. Dan, itupun dikasih. Ah! Makhluk macam apa aku ini? Katanya suka membaca?