Langsung ke konten utama

(Bukan) Review - Tentang Kamunya Tere Liye is RECOMMENDED!

Sejauh ini aku belum pernah membaca karya Tere Liye, Tentang Kamu inilah yang pertama kali, dan yang terbaru ya (mungkin). Lagi-lagi ini bukan bukuku. Seorang guru bahasa Indonesiaku saat MTs, menawariku novel ini. Awalnya aku sempat menolak karena beliau sendiri belum membacanya-aku ingin menunggu beliau selesai terlebih dulu. Tapi, beliau bilang “tidak apa-apa, saya punya 2, dan kita bisa gantian” (kurang lebih seperti itu).
Baiklah, aku menerima tawaran itu. Kuambil novel di kediaman beliau. Dan kau tau?! Novel itu belum dibuka, masih disegel, dan masih belum dikeluarkan dari kantong kresek. Aku merasa tidak enak-sebenarnya, tapi aku sudah terlanjur datang.
Saat buku itu sudah ditanganku, aku tidak langsung membukanya. Aku menyelesaikan Dilan dulu-aku tidak ingin nanti terlanjur terlena dengan Tentang Kamu lantas melupakan novel yang belum kelar. *aku juga sudah menyelesaikan artikel tentang Dilan beberapa waktu lalu setelah aku menyelesaikan membacanya selama berabad-abad.
Dua novel yang kubaca berturut-turut benarlah sangat berbeda, boleh dikatakan sangat jauh berbeda. Satunya memakai gaya bahasa sehari-hari yang sedikit sekali menggunakan kata baku, sedangkan satu yang lain menggunakan bahasa baku (yang mana aku lebih menyukai yang baku, karena selama di sekolah aku mempelajari cerita dengan menggunakan kata-kata baku).
Tak mengapa, semua sama baiknya. Aku jadi teringat quote Teh Safa:
“Tidak ada karya yang jelek, yang ada hanya beda pendapat”
Nah, kita hanya akan bahas Tentang Kamu saja ya?
Membaca novel ini, membuat aku merasa seperti menonton film India (bukan drama ataupun sinetron India). Bagaimana rasanya? Terkejut, tertantang, tak dapat menebak dengan benar apa yang akan terjadi. Ini ANTI MAINSTREAM! Kalau kamu bukan Pecinta India, mungkin tidak terlalu menggembor-gemborkan novel ini. Tapi, berhubung aku iya, maka aku melakukannya.
Aku memang baru sekali ini membaca karya Tere Liye, ke depannya kalau ingin membeli novel, aku ingin mencari karyanya yang lain, ah. Atau mungkin meminjamnya, lagi hehe. Jadi, aku belum tahu apakah semua novel Tere Liye jenisnya seperti ini atau tidak. Pernah ada yang bilang, iya. Tapi, aku belum membacanya sendiri. Jadi, belum mau berkata banyak tentang penulis tipe seperti apa Tere Liye itu.
Tapi, dari nama pena yang dia pakai, aku merasa bahwa dia pecinta India juga sama seperti yang menulis artikel ini. Yup! Tere Liye memiliki arti Untukmu. Faktor lain juga yang membuatku melahirkan hipotesis ini adalah karena dalam novel ini, dia juga menyertakan tentang India lebih banyak daripada negara lain seperti Perancis, Polandia, maupun Turki. Di sini juga memakai beberapa diksi dalam hindi. Seperti Baihan, choti, bhai, dan lainnya-yang mana sudah akrab denganku karena aku pecinta India-yang tak asing lagi bagiku.
Keluarga Khan yang baik hati, pernikahan India, Taj Mahal yang indah, dan juga Tere Liye mengatakan saat pesawat pribadi milik firma hukum di mana Zaman bekerja-dan yang pasti Zaman ada di dalam pesawat itu melintas di atas New Delhi, Tere Liye memuji New Delhi yang aku merasa bahwa itu dikatakan dari hati seorang pecinta India, hahaha. Tere Liye tidak memuji India di sepanjang cerita, malahan pujian untuk India hanyalah sebagai figuran (entah istilah ini pas atau tidak). Meskipun sedikit, tapi mengena di hatiku. Aku seperti tahu, itulah yang akan ditulis oleh seorang penulis yang menggandrungi negara pemilik Taj Mahal itu. Aku pernah melakukan hal itu.
Semakin ke sini aku akan semakin sok tau kan tentang Tere Liye padahal baru ini novel yang aku baca -_-. Haah...Mila, Kya huwa? | Mujhe nahi pata, Yaar...
Seperti aku tidak tahu lagi pujian apa untuk novel ini. Untuk yang suka novel dengan latar luar negeri (terkhusus pecinta India, meskipun sebenarnya dalam novel ini tidak sama sekali pernah berlatar di India), pastilah kamu akan suka.
Novel ini akan bawa-bawa Indonesia (pastinya, karena ini tentang Sri Ningsih, gadis hitam-gempal-pendek dari Sumbawa), Turki (lelaki yang suka dengan gadis hitam-gempal-pendek itu), India (keluarga muslim baik hati), Perancis (gadis yang akhirnya berakhir di pelukan seorang dari masa sekarang yang ngubek-ngubek masa lalunya Sri Ningsih), Polandia (teman-teman Sri di tempat kerja), London (tempat kebanyakan orang tersebut tinggal), dan entah mana lagi aku lupa (ah! Seperti Maxmillien saja aku ini).
Kamu akan dibawa keliling dunia oleh Tentang Kamunya Tere Liye ini. Persis seperti alur yang dipakai kebanyakan film India! Alur maju-mundur, dan aku sangat suka!
Sri Ningsih adalah karakter terkuat di sini. Dia memeluk semua rasa sakit. Dia tidak membenci siapapun. Dia selalu berpikiran positif. Pas banget jika kamu memiliki karakter lemah, ini bisa menjadi penyemangat. Entah di dunia nyata ada orang macam Sri Ningsih atau tidak!
Ada seorang teman memberitahuku bahwa aku harus menyiapkan tisu saat membaca novel ini, takutnya nanti kamu akan menangis. Dia mungkin menangis, tapi aku tidak. Aku hanya berkaca-kaca. Beda lagi jika Tentang Kamu ini adalah sebuah film, aku tidak tahu apakah mataku meleleh atau tidak nantinya.
Oh ya, kamu pernah nonton film Indonesia dengan judul “Bidadari-bidadari Surga” atau tidak? Kalau pernah, kamu pasti tahu tokoh gadis yang dimainkan oleh Nirina Zubir. Hitam-pendek-gempal, karakter juga sangat kuat. Buatku, Sri Ningsih kurang lebih seperti itu.
Heh...apalagi ya? Di Pulau Bungin, kata Tere Liye kambing di sana makan kertas-bukan rumput.
Ada yang mau jadi Sri Ningsih?
Aku sih tidak mau. Aku tidak mau masa kecilnya tersiksa. Aku tidak ingin bernasib seperti Sri meskipun toh pada akhirnya dia menjadi orang yang sangat kaya raya. Aku tidak ingin. Hidupnya terlalu menyedihkan.
Aku memang tidak ingin menjadi seperti ataupun bernasib kayak Sri Ningsih, tapi aku ingin memiliki karakternya yang tidak membenci siapapun, tidak menyerah, sabar, kuat, kokoh, selalu berpikiran positif, suka menolong, bisa memeluk rasa sakit, dll.
Pertanyaanku:
1.Sri Ningsih dulu pernah besar di salah satu madrasah di daerah Surakarta, mengajar di sana, ada Kiainya, kurasa itu pesantren. Tapi, mengapa dia tidak berkerudung? Iya, seingatku Zaman pernah menemukan sebuah foto ketika Sri masih di sana bersama Nur dan Sulastri si pengkhianat sejati yang abadi, tapi aku lupa apakah dalam foto itu dijelaskan bahwa mereka berkerudung atau tidak. Tapi yang pasti, di foto-foto dan penggambaran yang lain, Sri tidak berkerudung.
2.Aku menemukan beberapa kali di sana disebut Sri Rahayu. Rahayu itu ibunya Sri Ningsih. Nah, apakah memang terkadang disebut Sri Rahayu ataukah itu bentuk suatu Ke-typo-an?
3.Dan juga, dalam bab yang akhir-akhir, Ningrum ditangkap, kemudian dia menatap Ningrum yang terduduk di tanah (kurang lebih begitu deh kalimatnya, sebenarnya tidak begitu sih, cuman intinya bukan di situ kok). Apakah itu suatu ke-typo-an juga? Karena tidak mungkin Ningrum yang ditangkap melihat dirinya sendiri di tanah. Aku merasa yang dimaksud adalah anaknya, yang bernama Murni.
4.Ada satu kata Turki yang menjadi Tukri. Itu jelas typo, kan? (Yang ini sebenarnya tidak usah disertakan, tapi aku ingin)
Typo sedikit itu normal kok.
Maklumlah, mungkin editornya sudah lelah, karena novel ini berhalaman sebanyak 524 halaman. Dan di sini memakai banyak sekali nama, yang satupun bukanlah nama MAINSTREAM. Zaman, Hakan, Aimee, Rajendra, Amrita, Razak, dkk. Kurasa Tere Liye suka menciptakan nama seperti a-.
Yeh novel tere liye aur mere liye... (Novel ini untukmu dan untukku...)
NB: Ketika membaca novel ini kali terakhir (aku tidak menyelesaikannya sekali duduk), aku dalam keadaan sedang kurang baik dan ibuku sedang tidak ada di sampingku hingga seminggu ke depan, tapi aku melihat Sri Ningsih yang kuat di dalamnya. Nasib Sri yang boleh dikatakan banyak sekali hal menyedihkan, tapi bisa dia taklukkan. Aku? Juga harus bisa! Jadi, novel ini RECOMMENDED BANGET! Dia bawa energi positif. Aku ingin yang lain (orang disekitarku) juga membacanya, tapi aku tak bisa meminjamkannya karena aku juga dipinjami. So sorry: (

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Star is Born PERSIS Aashiqui 2 ? I CAN'T BELIEVE THIS! (Review Film) *Spoiler Alert!

facebook.com/astarisborn2018 hindimusickaraoke.com Baiklah, sebenarnya berat untuk saya menulis ini, tapi saya akan tetap menulisnya sebab ini penting. Film A Star is Born , yang diperankan oleh Lady Gaga dan Bradley Cooper, film 2018, film yang saya ketahui pertama kali lewat lagunya di youtube yakni Shallow (saya suka sekali lagu itu), film yang saya pikir akan menjadi film yang sangat mengesankan buat saya. Tidak ada air mata. Tidak ada hati yang berdebar. Sejak adegan pertama, yakni Jackson menghilangkan kesadarannya sebelum bernyanyi, bernyanyi di atas panggung dengan ribuan bahkan mungkin jutaan penonton di depannya, hati saya berkata “Wah, ini mah kayak film Aashiqui 2,”.  Jika kalian belum menonton film Lady Gaga ini, dan sudah menonton film Aashiqui 2, atau mungkin kalian menemukan tulisan saya ini lalu mencari tahu tentang segalanya, baru menonton A Star is Born setelahnya, maka saya rasa kalian juga akan merasakan hal yang sama seperti saya.

Bekerja Niat Ibadah

Di sini aku tidak bermaksud menggurui siapapun ya, seperti yang sudah pernah aku bilang bahwa I’ll share what I’ve known, jadi kuharap kalian bisa mengerti maksudku. Kita bisa menjadi seperti sekarang ini semata-mata karena Allah, kan ya? Semua sudah diatur. Bagaimanapun kamu mengelak pernyataanku ini, aku tidak akan mengiyakan. Kita sekarang masih hidup di dunia, entah sampai kapan tidak ada yang tau. Memikirkan masa depan itu perlu, emang sangat perlu. Kebanyakan yang kita pikir itu masa depan yang mana sih? Ngaku! Berapa persen dunia dan berapa persen akhirat? Oke, aku juga nggak mau munafik, keknya aku khawatir banget dengan masa depan duniaku, dan masih seringkali tidak terlalu mengkhawatirkan masa depan akhirat meskipun selalu berusaha untuk lebih mempersiapkan ke sana sih, cuma ya mungkin dosaku masih terlalu banyak, jadi masih seperti ini. Makanya, aku ngajak kalian untuk inget, seenggaknya biar aku dapat poin dari Allah gitu. Kita ini hidup pada zaman yang suda

Ekstrovert dan Introvert

Ekstrovert Ekstrovert adalah tipe kepribadian yang menyukai interaksi dengan dunia luar. Ekstrovert cenderung lebih banyak beraktifitas dan lebih sedikit berpikir. Orang dengan tipe ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Antusias Banyak bicara Tegas Suka berteman bersemangat