Di sini aku tidak bermaksud
menggurui siapapun ya, seperti yang sudah pernah aku bilang bahwa I’ll share what I’ve known, jadi kuharap
kalian bisa mengerti maksudku.
Kita bisa menjadi seperti sekarang
ini semata-mata karena Allah, kan ya? Semua sudah diatur. Bagaimanapun kamu
mengelak pernyataanku ini, aku tidak akan mengiyakan.
Kita sekarang masih hidup di dunia,
entah sampai kapan tidak ada yang tau. Memikirkan masa depan itu perlu, emang
sangat perlu. Kebanyakan yang kita pikir itu masa depan yang mana sih? Ngaku!
Berapa persen dunia dan berapa persen akhirat?
Oke, aku juga nggak mau munafik,
keknya aku khawatir banget dengan masa depan duniaku, dan masih seringkali
tidak terlalu mengkhawatirkan masa depan akhirat meskipun selalu berusaha untuk
lebih mempersiapkan ke sana sih, cuma ya mungkin dosaku masih terlalu banyak,
jadi masih seperti ini. Makanya, aku ngajak kalian untuk inget, seenggaknya
biar aku dapat poin dari Allah gitu.
Kita ini hidup pada zaman yang
sudah tua, yang mana lebih banyak orang yang lupa sama Allah dan Rasulullah
ketimbang yang inget. Jadi, ketika kita ingin lakukan kebaikan, mungkin akan
sedikit yang mendukung.
Terus juga, kadar keimanan manusia
zaman akhir, yakni kita, tidak setebal milik umat-umat terdahulu. Mereka bisa
puasa di siang hari dan tak berhenti sholat pada malam harinya. Mereka bisa
sama sekali tak melihat bahkan bersentuhan dengan non mahram. Mereka bisa
menyedekahkan ratusan bahkan ribuan onta, berhektar-hektar lahan kurma,
berton-ton emas maupun perak.
Sedangkan kita, bisa apa?
Sholat diambil yang wajib aja, pun
puasa. Sekalinya punya utang puasa, bayarnya pas hampir ketemu Ramadhan berikutnya,
yakali utang 7 hari diselesaikan dalam kurun waktu setahun -_-. Sedekah, nyaris
lupa kalau ada aktivitas seperti itu di bumi ini. Kita tidak bisa menghindari
untuk tidak ketemu lawan jenis, kita tidak kuat sholat di malam hari sebanyak-banyaknya
karena seharian sudah kerja, jadi lelah, maunya tidur dan berleha-leha saja. Jadi,
mana yang mau disetor ke Allah? Ada berapa persen peluang kita bisa masuk surga?
Nah, untuk mengantisipasi itu
semua, maka kita harus jadi manusia yang cerdas.
Seharian kerja, seharian sekolah,
paling setengah jam doank yang buat ibadah. Sholat 5 menit itu rasanya kek lama
banget sudah. 5x5menit = 25 menit. Sedikit banget euy.
Biar aman, biar masa depan akhirat
juga cerah, di sini kita perlu main di niat. Jadi, urusan dunia selesai,
akhirat juga beres. Sebenernya, baiknya peduli aja dulu sama akhirat, ntar
dunia bakal ngikutin kok.
Oke, itu semua tidak terlihat. Mau kufoto
pun, apa yang bisa difoto? Nggak ada. Kuharap kalian percaya.
Jadi, semisal sekarang statusmu
adalah pelajar, maka sebelum berangkat ke sekolah atau kampus, jangan lupa niat
(dalam hati) bahwa kamu menuntut ilmu lillahi
ta’ala alias karena Allah semata. Begitupun, kalau kamu sudah kerja. Sebelum
kerja, jangan lupa niat kerja lillahi ta’ala
juga. Sehingga, kalau semua diniatkan atas nama Allah, ntar terjadi hal-hal
yang tak seperti biasanya, kita bakal tidak marah. Seandainya kecelakaan di
jalan lalu meninggal, insyaAllah syahid.
Dan, selain itu kegiatan tersebut akan
berpahala. Jadi, menangnya banyak.
Ilmu dapet, duit dapet, pahala juga
dapet. Tidak rugi, malah untung gede.
Komentar
Posting Komentar
You may say anything about me, because it is your right. And i also may say anything about you, because it is my right.