Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Cintai Allah, Bukan yang Lain

         Allah yang maha memberkati dan maha luhur telah menciptakan dan mewujudkan serta mencurahkan berbagai nikmatNya kepada kita, baik lahir maupun batin. Sadarkah kalian? Mungkin, kalian tidak menyadarinya. Begitu juga dengan saya, karena saking banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita.             Ingat! Asal mula kejadian kita yang hanya berupa zigot di dalam rahim ibu. Sesudah itu kita mengalami beberapa proses hingga ibu melahirkan dalam wujud manusia sempurna. Berkat apa? Tentunya, berkat rahmat dan nikmat Allah. Tidak cukup hanya itu. Lalu Allah menganugerahi kita dengan lisan sehingga kita dapat berbicara, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan akal untuk membedakan sesuatu yang berbahaya dan yang bermanfaat.             Allah berfirman:             Dan Allah telah mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, dan Allah memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.

J. K Rowling Did. Hey! I Also Did It.

Do you make up stories for your friends and family? Do you write these stories down? J. K. Rowling did. She had a passion to tell stories. She loved to write. Now, she is a famous author. When Joanna Rowling was young, she was like other children. She went to school, did her home work, and played with her friends. But, Rowling also made up stories for her sister . These stories were usually about rabbits because they both liked rabbits. As she grew up, she continued writing stories about her friends in school. Rowling wrote all the time. At the university she studied French, but she still wrote stories. After graduation she taught English in Portugal. There she continued to work on a story about a boy. She decided to call him Harry Potter. Later, she went to Scotland and worked as a French teacher. She finally finished her book there. It took another year to find a publisher.

I Lose MCF (My Close Friend)

It talks about me and one of my friends. I don’t mean to spread widely to the public, but I just want to tell a story. I love to tell stories. May be you can learn from this case. I hope. We both were ordinary friends in the first 3 years (junior high school) we recognized each other. Then, it changed to be closer when we were in the first class of senior high school. Yeah, we were close. I would not say that she was my crony, soul mate, or whatever it was (because I was not interested having crony -best friend- or certain kind). She was just my friend and she was the closest one with me. I told her everything. I shared her all my happiness even my sadness, I guess . I often brought her what I had, such as foods, goods, yeah. When my brother in law endowed me some foods from other city, I shared mine to her. When my mom was given some fruits by her friend, I also shared mine to her. Ya…just like that. Wherever I was, she was also there (school area only). I went to shop, she

Ketika Penulis Tak Bisa Menulis

Hai, Penulis! Eh, maksudku Pembaca! Oh, ada yang penulis juga! Baiklah... Halo, Semuanya! Mungkin saya belum layak disebut sebagai penulis, karena saya belum lama bergelut dalam bidang seperti ini (sejak kecil saya memang suka pelajaran mengarang, tapi kan aktif di blog, ikutan beberapa perlombaan yang diadakan penerbit indie, mencoba mengirim naskah ke media—belum ada yang diterima, sih. Nggak apa dong, nggak ada salahnya mencoba, hah! :D—dan juga kegiatan menulis lainnya belum lama menjadi kegiatan saya). Koleksi cerpen saya sudah ada beberapa sih, yang sudah selesai 35 terdiri dari 11 berbahasa inggris dan 24 berbahasa indonesia, sedangkan yang belum selesai masih ada 30 lagi, itupun bakal berlanjut atau tidak saya belum tahu. Terserah Tuhan saja, mau membuatnya seperti apa. Entah nanti tiba-tiba saya bisa meneruskannya, atau mungkin membiarkannya. Ada cerpen yang saya mulai saat saya baru memiliki laptop, judulnya... ah saya tunjukin aja screen-shoot nya. Yelo... mi

Do It with Full of Surrender

Some times ago on Thursday, 18 th June 2015 i had something to do. It was going to photo studio to print out my mom’s family photo. My aunt ordered it. To print a photo sized 14R plus photo figure it was needed Rp. 70.000. that time I was thinking before i got out of home. “Rp . 70.000? What if i add Rp.10.000 for my profit? So, it will be Rp. 80.000?” my head rotated. I tried to make it as business. Actually, I was confused between “taking profit from my aunt” and “no taking profit, because I helped my own aunt”. Long time I thought. “OK. Just say Rp.70.000. I am helping my aunt. I am forbidden to take profit.” Finally I decided it.

Kenapa harus contekan, sih?

Pada suatu hari ada orang baru masuk dalam lembaga pendidikan tempatku menimba ilmu selama ini. Waktu itu dia masuk setelah istirahat-kebetulan guruku   sedang berhalangan untuk datang, jadi orang itu yang masuk. Dia mengatakan bahwa dia akan menjadi operator di sekolahku, dan dia juga akan bantu-bantu akuntansi. Ngebantu kita, katanya. Dia mau ngajarin Applikasi MYOB, sedangkan UKK kita baru berakhir dan kita tak perlu mendalami MYOB lagi. Entahlah. 4 jam pelajaran dia habiskan untuk membicarakan macam-macam dengan kita. Dimulai dengan perkenalan, mengartikan nama-nama kita, hingga pengetahuan-pengetahuan yang lain, oya, juga tentang pengalamannya saat menjadi pelajar dulu. Yang paling aku ingat bahwa dia pernah ngasih jawaban dia-yang sebenarnya beda paket-ke temennya. Lalu, aku membuka suara. “Berarti menolong dalam kejelekan dong, Pak?” “Bukan. Kan kasihan, dia nggak bisa. Itu UN loh, kalo ujian biasa nggak usah dikasih,” “Iya, Pak. Berarti Anda menolong kejelekan, k