Hai, Penulis! Eh, maksudku
Pembaca! Oh, ada yang penulis juga! Baiklah... Halo, Semuanya!
Mungkin saya
belum layak disebut sebagai penulis, karena saya belum lama bergelut dalam
bidang seperti ini (sejak kecil saya memang suka pelajaran mengarang, tapi kan
aktif di blog, ikutan beberapa perlombaan yang diadakan penerbit indie, mencoba
mengirim naskah ke media—belum ada yang diterima, sih. Nggak apa dong, nggak
ada salahnya mencoba, hah! :D—dan juga kegiatan menulis lainnya belum lama
menjadi kegiatan saya).
milahasan10.blogspot.com |
1.
Buntu
Apanya yang
buntu? Pikiran, otak, atau apalah itu terserah kamu nyebutnya bagaimana. Yang
pasti ini menyiksa. Waktu, ada. Komputer, ada. Tapi, kalau buntu ya tamatlah
riwayatmu. Tunggu saja sampai ide cerita itu muncul kembali atau lakukan
hal-hal yang bisa mengembalikan ide ceritamu. Seperti, membacanya lagi;mengangan-angan
alur selanjutnya;nonton film; dsb. Terkadang saya berhasil dan terkadang malah
semakin tambah parah buntunya alias mentok dan tak bisa lanjut.
2.
Tidak Ada
Waktu
Masa yang
akan datang merupakan misteri, kan? Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi
selanjutnya meskipun sudah terjadwal. Jam 02.00 p.m. saya mau pergi ke rumah
temen saya, eh ternyata ada tamu dateng. Tertunda, bahkan bisa juga tidak jadi.
Hah! :D Sama halnya saat saya menulis. Saya kan pelajar nih, tidak mungkin bisa
menghindar dari school works! Uh!
Saya ada ide
yang segar-segar, sepertinya lancar jika saya menulis. Laptop juga ada, dan
saya yakin dia siap untuk saya gunakan. Tapi, masalahnya saya harus
menyelesaikan kewajiban saya sebagai pelajar. Yang PR lah, bikin makalah,
proposal, harus googling, menyiapkan pelajaran untuk keesokan hari,
ujian dan lain sebagainya. Daripada saya melanggar kewajiban, lebih baik saya
menyimpan dulu ide itu. Biasanya kerangkanya saya tulis di HP atau saya rekam,
entah di kemudian hari ide itu masih bersinggah di singgasana pikiran saya atau
tidak, saya tidak peduli. Kalau dia pergi, yah berarti bukan takdir saya. Begitu
saja.
3.
Tidak Ada
Media (Komputer)
Saya pernah
nih, rasanya juga tidak kalah menyiksa. Ide kan munculnya suka-suka, tidak
memberi kabar dulu, main dateng gitu aja dan kalau dia ingin pergi ya pergi
begitu saja. Itulah dia! Kalau tidak segera ditulis, takutnya terkelupas dan
lekas tertiup angin. Ada ide, ada waktu, tapi...hey! Laptopku kan lagi
di-instal ulang?! Pakai pena sama kertas, Mil! Jangan kebanyakan alasan!
Tidak semudah itu loh!
Menulis di
kertas dan menulis (mengetik) di komputer itu beda. Kalau di komputer, 10
halaman sekali duduk (sampai selesai) pun tidak masalah asalkan ide
terus-terusan mengalir. Nah, kalau menulis 10 halaman di kertas, apa tidak aneh
rasanya tuh lengan? Di kertas semakin lambat juga, kan?
4.
Datangnya Pengganggu
Pengganggu
yang saya maksud di sini adalah orang, bukan yang lain. Kalau hewan, saya rasa
tidak berpengaruh. Malam itu, malam Jum’at (mungkin) dan madrasah diniyah
(katakan saja “ngaji”) saya libur. Saya ada waktu, ada laptop, ada ide, dan
saya sedang berada di kamar dalam keadaan sudah melanjutkan tulisan saya. Lupa
tidak mengunci pintu, eh..saya kunci ding. Tapi, dari luar ada yang mengetuk.
Awalnya saya biarkan. Loh kok terus-terusan?!
Biasanya itu
sepupu saya dan seringkali saya
mengusirnya (bukan mengusir kok, saya hanya mengatakan “ma’af aku sibuk, jangan
ganggu dulu...”) kemudian dia pergi, dia mengerti karena dia yah...sudah
paham maksud saya.
Tapi itu
bukan sepupu saya! Itu keponakan saya! Dan dia tidak mau mengerti perkataan
saya! Dia memaksa masuk dan duduk di samping saya. Dia membaca tulisan saya, setiap
kalimat baru yang saya tulis, dia baca dengan suara keras. Bisa-bisa ide saya terkontaminasi.
Akhirnya saya berhenti menulis, dan saya lanjutkan lain waktu.
Ada panggilan
masuk, juga termasuk tuh! That’s why terkadang saya mengabaikan
deringan hp saya. Kamu tidak tepat sih waktunya :D.
Itulah
beberapa faktor yang membuat “penulis tidak bisa menulis” versi saya. Intinya,
dalam menulis harus ada IDE, WAKTU, dan MEDIA. Satu lagi, KETENANGAN. Dan
jangan lupa berniat yang benar. Niatkan tulisanmu untuk beribadah. Emang bisa?
Bismillahhirrahmannirrahim.
Ya Allah, niat saya menulis di blog untuk sharing dengan yang lain.
Ridhoilah tulisan saya. Buat dia bermanfaat. Ya Allah, niat saya menulis cerpen
untuk menghibur orang-orang yang mau membaca cerpen saya. Semoga mereka
terhibur. Meskipun saya nanti mati, tulisan saya nggak mati, kan? Dia tetep
bisa diakses, kan? Semoga tulisan-tulisan saya dapat mengantarkan saya menuju
surgamu. Amin.
HP dengar notif chat dan medsosnya itu memang godaan gede yang mengalihkan fokus. Bisa-bisa rencana nulis malah terabaikan keasikan buka gadget.
BalasHapusThat's why...seringkali menggunakan mode silent :)
Hapus