Langsung ke konten utama

Ketika Penulis Tak Bisa Menulis



Hai, Penulis! Eh, maksudku Pembaca! Oh, ada yang penulis juga! Baiklah... Halo, Semuanya!
Mungkin saya belum layak disebut sebagai penulis, karena saya belum lama bergelut dalam bidang seperti ini (sejak kecil saya memang suka pelajaran mengarang, tapi kan aktif di blog, ikutan beberapa perlombaan yang diadakan penerbit indie, mencoba mengirim naskah ke media—belum ada yang diterima, sih. Nggak apa dong, nggak ada salahnya mencoba, hah! :D—dan juga kegiatan menulis lainnya belum lama menjadi kegiatan saya).
Koleksi cerpen saya sudah ada beberapa sih, yang sudah selesai 35 terdiri dari 11 berbahasa inggris dan 24 berbahasa indonesia, sedangkan yang belum selesai masih ada 30 lagi, itupun bakal berlanjut atau tidak saya belum tahu. Terserah Tuhan saja, mau membuatnya seperti apa. Entah nanti tiba-tiba saya bisa meneruskannya, atau mungkin membiarkannya. Ada cerpen yang saya mulai saat saya baru memiliki laptop, judulnya... ah saya tunjukin aja screen-shootnya. Yelo...
milahasan10.blogspot.com




Ya begitulah, ada yang saya mulai sejak tahun 2012 dan saya bingung bagaimana alur selanjutnya. Waktu itu saya lelah, kemudian saya tinggal dan rencana untuk melanjutkan hari berikutnya, tapi sayangnya hari yang dimaksud tidak seperti hari sebelumnya. So, ada beberapa hal yang membuat penulis tak bisa menulis. Ini versi saya, mana versimu?
1.      Buntu
Apanya yang buntu? Pikiran, otak, atau apalah itu terserah kamu nyebutnya bagaimana. Yang pasti ini menyiksa. Waktu, ada. Komputer, ada. Tapi, kalau buntu ya tamatlah riwayatmu. Tunggu saja sampai ide cerita itu muncul kembali atau lakukan hal-hal yang bisa mengembalikan ide ceritamu. Seperti, membacanya lagi;mengangan-angan alur selanjutnya;nonton film; dsb. Terkadang saya berhasil dan terkadang malah semakin tambah parah buntunya alias mentok dan tak bisa lanjut.
2.      Tidak Ada Waktu
Masa yang akan datang merupakan misteri, kan? Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya meskipun sudah terjadwal. Jam 02.00 p.m. saya mau pergi ke rumah temen saya, eh ternyata ada tamu dateng. Tertunda, bahkan bisa juga tidak jadi. Hah! :D Sama halnya saat saya menulis. Saya kan pelajar nih, tidak mungkin bisa menghindar dari school works! Uh!
Saya ada ide yang segar-segar, sepertinya lancar jika saya menulis. Laptop juga ada, dan saya yakin dia siap untuk saya gunakan. Tapi, masalahnya saya harus menyelesaikan kewajiban saya sebagai pelajar. Yang PR lah, bikin makalah, proposal, harus googling, menyiapkan pelajaran untuk keesokan hari, ujian dan lain sebagainya. Daripada saya melanggar kewajiban, lebih baik saya menyimpan dulu ide itu. Biasanya kerangkanya saya tulis di HP atau saya rekam, entah di kemudian hari ide itu masih bersinggah di singgasana pikiran saya atau tidak, saya tidak peduli. Kalau dia pergi, yah berarti bukan takdir saya. Begitu saja.
3.      Tidak Ada Media (Komputer)
Saya pernah nih, rasanya juga tidak kalah menyiksa. Ide kan munculnya suka-suka, tidak memberi kabar dulu, main dateng gitu aja dan kalau dia ingin pergi ya pergi begitu saja. Itulah dia! Kalau tidak segera ditulis, takutnya terkelupas dan lekas tertiup angin. Ada ide, ada waktu, tapi...hey! Laptopku kan lagi di-instal ulang?! Pakai pena sama kertas, Mil! Jangan kebanyakan alasan! Tidak semudah itu loh!
Menulis di kertas dan menulis (mengetik) di komputer itu beda. Kalau di komputer, 10 halaman sekali duduk (sampai selesai) pun tidak masalah asalkan ide terus-terusan mengalir. Nah, kalau menulis 10 halaman di kertas, apa tidak aneh rasanya tuh lengan? Di kertas semakin lambat juga, kan?
4.      Datangnya Pengganggu
Pengganggu yang saya maksud di sini adalah orang, bukan yang lain. Kalau hewan, saya rasa tidak berpengaruh. Malam itu, malam Jum’at (mungkin) dan madrasah diniyah (katakan saja “ngaji”) saya libur. Saya ada waktu, ada laptop, ada ide, dan saya sedang berada di kamar dalam keadaan sudah melanjutkan tulisan saya. Lupa tidak mengunci pintu, eh..saya kunci ding. Tapi, dari luar ada yang mengetuk. Awalnya saya biarkan. Loh kok terus-terusan?!
Biasanya itu sepupu saya  dan seringkali saya mengusirnya (bukan mengusir kok, saya hanya mengatakan “ma’af aku sibuk, jangan ganggu dulu...”) kemudian dia pergi, dia mengerti karena dia yah...sudah paham maksud saya.
Tapi itu bukan sepupu saya! Itu keponakan saya! Dan dia tidak mau mengerti perkataan saya! Dia memaksa masuk dan duduk di samping saya. Dia membaca tulisan saya, setiap kalimat baru yang saya tulis, dia baca dengan suara keras. Bisa-bisa ide saya terkontaminasi. Akhirnya saya berhenti menulis, dan saya lanjutkan lain waktu.
Ada panggilan masuk, juga termasuk tuh! That’s why terkadang saya mengabaikan deringan hp saya. Kamu tidak tepat sih waktunya :D.
            Itulah beberapa faktor yang membuat “penulis tidak bisa menulis” versi saya. Intinya, dalam menulis harus ada IDE, WAKTU, dan MEDIA. Satu lagi, KETENANGAN. Dan jangan lupa berniat yang benar. Niatkan tulisanmu untuk beribadah. Emang bisa?
            Bismillahhirrahmannirrahim. Ya Allah, niat saya menulis di blog untuk sharing dengan yang lain. Ridhoilah tulisan saya. Buat dia bermanfaat. Ya Allah, niat saya menulis cerpen untuk menghibur orang-orang yang mau membaca cerpen saya. Semoga mereka terhibur. Meskipun saya nanti mati, tulisan saya nggak mati, kan? Dia tetep bisa diakses, kan? Semoga tulisan-tulisan saya dapat mengantarkan saya menuju surgamu. Amin.

Komentar

  1. HP dengar notif chat dan medsosnya itu memang godaan gede yang mengalihkan fokus. Bisa-bisa rencana nulis malah terabaikan keasikan buka gadget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. That's why...seringkali menggunakan mode silent :)

      Hapus

Posting Komentar

You may say anything about me, because it is your right. And i also may say anything about you, because it is my right.

Postingan populer dari blog ini

A Star is Born PERSIS Aashiqui 2 ? I CAN'T BELIEVE THIS! (Review Film) *Spoiler Alert!

facebook.com/astarisborn2018 hindimusickaraoke.com Baiklah, sebenarnya berat untuk saya menulis ini, tapi saya akan tetap menulisnya sebab ini penting. Film A Star is Born , yang diperankan oleh Lady Gaga dan Bradley Cooper, film 2018, film yang saya ketahui pertama kali lewat lagunya di youtube yakni Shallow (saya suka sekali lagu itu), film yang saya pikir akan menjadi film yang sangat mengesankan buat saya. Tidak ada air mata. Tidak ada hati yang berdebar. Sejak adegan pertama, yakni Jackson menghilangkan kesadarannya sebelum bernyanyi, bernyanyi di atas panggung dengan ribuan bahkan mungkin jutaan penonton di depannya, hati saya berkata “Wah, ini mah kayak film Aashiqui 2,”.  Jika kalian belum menonton film Lady Gaga ini, dan sudah menonton film Aashiqui 2, atau mungkin kalian menemukan tulisan saya ini lalu mencari tahu tentang segalanya, baru menonton A Star is Born setelahnya, maka saya rasa kalian juga akan merasakan hal yang sama seperti saya.

Bekerja Niat Ibadah

Di sini aku tidak bermaksud menggurui siapapun ya, seperti yang sudah pernah aku bilang bahwa I’ll share what I’ve known, jadi kuharap kalian bisa mengerti maksudku. Kita bisa menjadi seperti sekarang ini semata-mata karena Allah, kan ya? Semua sudah diatur. Bagaimanapun kamu mengelak pernyataanku ini, aku tidak akan mengiyakan. Kita sekarang masih hidup di dunia, entah sampai kapan tidak ada yang tau. Memikirkan masa depan itu perlu, emang sangat perlu. Kebanyakan yang kita pikir itu masa depan yang mana sih? Ngaku! Berapa persen dunia dan berapa persen akhirat? Oke, aku juga nggak mau munafik, keknya aku khawatir banget dengan masa depan duniaku, dan masih seringkali tidak terlalu mengkhawatirkan masa depan akhirat meskipun selalu berusaha untuk lebih mempersiapkan ke sana sih, cuma ya mungkin dosaku masih terlalu banyak, jadi masih seperti ini. Makanya, aku ngajak kalian untuk inget, seenggaknya biar aku dapat poin dari Allah gitu. Kita ini hidup pada zaman yang suda

Sejarah Zodiakmu

Zodiak yang merupakan sebuah sabuk melingkar sebesar 18 0 yang berpusat pada lingkaran ekliptika berasal dari bahasa Latin, Zoodiacos Cyclos, yang berarti lingkaran hewan. Pada sabuk ini terdapat 12 buah rasi bintang. Ke 12 rasi bintang digunakan dalam ramalan bintang yang umumnya dikenal sebagai horoskop atau ramalan zodiak.                       Z odiak dipercaya sudah berumur 3.000 tahun. Zodiak dipercaya dipergunakan pada zaman Mesir kuno serta Babilonia. Zodiak bermula pada 1000 SM dimana seorang astronom dari Babilonia membagi langit menjadi 12 bujur untuk menciptakan sistem koordinat yang digunakan dalam kalender bangsa Babel. Dari system koordinat inilah planet-planet sekitar bumi ditemukan. Berdasarkan data documenter, Zodiak juga digunakan pada zaman Romawi. Romawi mendapat sistem Zodiak dari seorang astronom dari Babilonia juga. Pada zaman ini pemimpin Romawi menggunakan zodiak sebagai alat untuk mengambil langkah-langkah dan keputusan-keputusan yang tepat da