Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Kenapa Kita Tidak Mati Semudah Itu?

Pasti kita semua pernah mempelajari tentang macam-macam makhluk hidup. Dalam pelajaran IPA, kita akan mengenal 4 makhluk hidup. Yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan yang terakhir setahu saya adalah pengurai. Saya tidak akan membahas pengurai di sini. Saya hanya akan membahas 3 makhluk hidup─manusia, hewan, tumbuhan. Ada apa dengan mereka? Dalam agama Islam, banyak makhluk yang diciptakan oleh Allah. Tidak hanya 3 tersebut di atas. Dari semuanya, ada yang gaib dan tidak. Kita juga pasti sudah mempelajari tentang yang gaib─malaikat, jin, iblis. Gaib artinya tidak berwujud. Mata manusia terbatas, dan tak mampu melihat yang gaib─ada yang mampu, namun ada proses untuk menjadi seperti itu. Sebagai manusia yang biasa-biasa saja (baca:manusia biasa), kita hanya akan mampu melihat sesama─manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Kita pun hanya sebatas bisa melihatnya─hewan dan tumbuhan, dan tak pandai berbicara dengan bahasa yang mereka gunakan. Loh, tapi pawang di kebun binatang, sirkus, mere

GURU (Gak) Untuk ditiRU

Mungkin Anda terkejut membaca judul yang saya tulis. Anda berpikir bahwa saya kurang ajar, tidak memiliki sopan santun, atau bahkan hal terbesar yang ada dalam benak Anda tentang saya adalah saya gila. Saya tidak peduli dengan anggapan orang lain terhadap saya. Karena bagaimanapun bentuk anggapan itu, tidak akan membuat tubuh saya berdarah ataupun terluka. Kecuali jika Anda datang kepada saya kemudian menghajar saya karena Anda tidak terima dengan apa yang saya tulis, mungkin juga Anda memanggil polisi atau FBI kemudian mereka menembaki saya kemudian tubuh saya berlubang-lubang bak daun yang dimakan ulat, atau Anda akan meminjam tank kemudian melindas tubuh saya. Entahlah. Saya harap Anda tidak melakukan itu semua kepada saya, karena yang akan saya bicarakan tidak seperti yang Anda pikirkan. Kenapa saya mengatakan bahwa guru tidak untuk ditiru, padahal kebanyakan orang mengatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa? Dalam bahasa jawa juga di-identik-kan bahwa sosok guru ad

Sejarah Zodiakmu

Zodiak yang merupakan sebuah sabuk melingkar sebesar 18 0 yang berpusat pada lingkaran ekliptika berasal dari bahasa Latin, Zoodiacos Cyclos, yang berarti lingkaran hewan. Pada sabuk ini terdapat 12 buah rasi bintang. Ke 12 rasi bintang digunakan dalam ramalan bintang yang umumnya dikenal sebagai horoskop atau ramalan zodiak.                       Z odiak dipercaya sudah berumur 3.000 tahun. Zodiak dipercaya dipergunakan pada zaman Mesir kuno serta Babilonia. Zodiak bermula pada 1000 SM dimana seorang astronom dari Babilonia membagi langit menjadi 12 bujur untuk menciptakan sistem koordinat yang digunakan dalam kalender bangsa Babel. Dari system koordinat inilah planet-planet sekitar bumi ditemukan. Berdasarkan data documenter, Zodiak juga digunakan pada zaman Romawi. Romawi mendapat sistem Zodiak dari seorang astronom dari Babilonia juga. Pada zaman ini pemimpin Romawi menggunakan zodiak sebagai alat untuk mengambil langkah-langkah dan keputusan-keputusan yang tepat da

Cukup 2 Profesi, Kamu Bisa Menjadi Apapun

           Jumlah profesi di dunia ini mungkin tidak lebih banyak dari jumlah manusia yang hidup di dalamnya. That’s why beberapa dari kita ada yang merangkap, itupun hanya bisa merangkap beberapa profesi saja. Tak banyak. Guru merangkap petani, guru merangkap penjaga toko, kepala desa merangkap tengkulak, ketua RT merangkap tukang becak, pemain bola merangkap koki, pengusaha merangkap ustadz, pedagang merangkap kuli bangunan, wartawan merangkap fotografer (emang itu kali kerjaan dia :D), dan lain sebagainya.             Dari profesi yang bisa dirangkap itupun, bukan merupakan profesi yang terkenal keren semua, maksudnya, profesi yang biasanya di-wah-kan, seperti dokter, polisi, hakim, TNI, maupun tokoh pemerintahan. Katakan saja, dokter merangkap TNI, polisi merangkap hakim. Tidak mungkin, kan? Bagaimana cara mereka membagi waktu jika pekerjaan mereka memiliki jam kerja yang sama? Maka dari itu, profesi terjadwal baiknya dibarengi dengan profesi suka-suka kalau memang mau merangkap

Ijen Crater (Ijen Mountain), Banyuwangi

The brimstone This is The Way

Pulau Merah Banyuwangi Indonesia

Pulau Merah dari jauh Pohon-pohon di pantai Pulau Merah Pasirnya..oh... Jejak kakiku di Pulau Merah Busa-busa di pantai Garis-garis pasirnya...

Aku dan Workshop Jurnalisme Warga

publikana.com Beberapa hari yang lalu Mr. Zuhri, yang masih ada hubungan keluarga denganku (meskipun agak jauh) a.k.a guru bahasa indonesiaku di SMK mengirimi pesan facebook padaku. Aku diberitahu olehnya bahwa ada Workshop Jurnalisme Warga #2. Kapan yang #1? Sudah waktu itu, dan aku tak bisa ikut karena sepupu yang kuajak tiba-tiba membatalkannya, so aku tidak ingin pergi sendiri, meskipun toh lebih dekat daripada workshop yang ke-2. Untuk yang ke-2, sebenarnya aku juga bingung harus mengajak siapa. Aku mencoba menghubungi sepupuku yang waktu itu. Aku sms dan juga berkali-kali kutelpon, satupun tak ada yang direspon. Aku juga menghubunginya di facebook, sudah kukirim pula selebarannya. Namun, tetap tak ada balasan. Aku menunggunya hingga malam tiba ( m alam sebelum workshop). Tetap kosong. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Mungkinkah dia diopname lagi? Entahlah. Berulang kali aku berpikir, antara ikut atau tidak. Kalau “tidak”, aku akan kehilangan kesempatan emas unt