Pasti kita semua pernah mempelajari tentang macam-macam makhluk
hidup. Dalam pelajaran IPA, kita akan mengenal 4 makhluk hidup. Yaitu manusia,
hewan, tumbuhan, dan yang terakhir setahu saya adalah pengurai. Saya tidak akan
membahas pengurai di sini. Saya hanya akan membahas 3 makhluk hidup─manusia,
hewan, tumbuhan.
Ada
apa dengan mereka?
Dalam agama Islam, banyak makhluk yang diciptakan oleh Allah. Tidak
hanya 3 tersebut di atas. Dari semuanya, ada yang gaib dan tidak. Kita juga
pasti sudah mempelajari tentang yang gaib─malaikat, jin, iblis. Gaib artinya
tidak berwujud. Mata manusia terbatas, dan tak mampu melihat yang gaib─ada yang
mampu, namun ada proses untuk menjadi seperti itu.
Sebagai manusia yang biasa-biasa saja (baca:manusia biasa), kita
hanya akan mampu melihat sesama─manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Kita pun
hanya sebatas bisa melihatnya─hewan dan tumbuhan, dan tak pandai berbicara
dengan bahasa yang mereka gunakan.
Loh, tapi pawang di kebun binatang, sirkus, mereka bisa ngobrol
sama binatang!? Itu ada
latihannya. Mereka melatih binatang agar paham dengan apa yang manusia katakan,
dengan apa yang manusia perintahkan, sebaliknya binatang tak pernah menuntut
manusia untuk itu. Hahaha :D. Manusia mengerti bahasa binatang pun bukan
untuk menerjemahkan seperti halnya saat saya menerjemahkan kalimat “mujhe
tumse pyaar karti hu” menjadi “aku mencintaimu”. Bukan seperti itu, kan?
Manusia paham karena terbiasa dengan lagaknya. *eh, lagak?
Coba kalian perhatikan kucing yang akan melahirkan. Si kucing pasti
akan bermeong-meong ria namun tidak seperti biasanya. Meongannya akan dibarengi
dengan gerak-gerik panik bercampur khawatir, karena memang perutnya mungkin
sudah sakit sekali. Sama saja dengan manusia yang pasti juga akan panik saat
akan melahirkan. Jangankan orangnya yang mau melahirkan, orang sekitarnya saja
juga pasti akan panik. Apalagi kalau ketubannya sudah pecah, haha. Terkadang
sampai pingsan juga.
Selamanya kucing akan meong, dan tidak mungkin menjadi gukguk ataupun
embek. Kita bisa mengartikan “meong...meong...meong...meong...MEOOOONGGGGG!!!!”
menjadi “gue mau ngelahirin nih, tolong woy...gue perlu tempat...tolong
panggilin dokter....tolong....DENGER GAK SIH!!!!!” saat dia sudah tidak tahan
lagi ingin melahirkan. Kita bisa mengartikan “meong...” menjadi “minta
donk....” saat si kucing melihat kita sedang makan ikan. Kurang lebih seperti
itu.
Maaf, sepertinya ini sedikit keluar dari judul deh -_- !
Baiklah, mari sekarang membahas yang ada hubungannya dengan judul
di atas. Saya mendapat pengetahuan ini dari ustadz saya, bahwasanya 2 dari 3
makhluk hidup yang terlihat di dunia ini begitu mudahnya akan dimatikan oleh
Allah. Huh?
Memang hal itu benar adanya. Jadi, ketika kalian mendapati hewan
peliharaan yang sudah bertahun-tahun kalian rawat dan kalian sayangi, atau
tumbuhan (baca: tanaman) yang setiap hari kalian sirami, kalian pupuk setiap
sore, lantas tiba-tiba mati, itu kenapa? Apakah karena salah memberi makan?
Apakah karena salah pupuk? Apakah karena penyakit?
Iya, salah satunya yang sering menjadi penyebab adalah karena
penyakit. Tapi, sebenarnya hal itu─penyakit─hanya merupakan simbol atau
perantara saja. Penyebab aslinya adalah karena hewan atau tumbuhan itu sudah
tidak ingat Allah lagi. Mereka sudah tak bertasbih untuk Allah lagi. Untuk apa
jika terus dibiarkan hidup?
Burung yang sedang asyik terbang di langit, tiba-tiba ada yang
menembaknya, atau mungkin ada pesawat yang tidak sengaja menabraknya. Sapi yang
sedang menikmati rerumputan yang hijau, tiba-tiba terkena serangan jantung
karena mendengar kabar bahwa dirinya akan dikorbankan, *siapa tahu kan :D. Buaya
yang makan manusia, tiba-tiba mati karena tersedak sandal yang dikenakan
mangsanya tersebut. Atau anak kucing yang tidak sengaja tertindih tubuh seorang
bocah yang tidur, akhirnya kucing itu mati seperti habis terkena
ledakan─tubuhnya hancur. *contoh yang terakhir itu nyata loh! Semua itu
hanya perantara saja mengapa mereka bisa mati.
Bunga melati yang harum mewangi sepanjang hari, tiba-tiba menjadi
layu dan akhirnya mati. Pohon mangga yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan
tahun, tidak pernah dibayangkan akan mati karena tidak mungkin pohon setua itu
tiba-tiba layu seperti bunga mawar dan mati, tapi pada akhirnya mati juga.
Kenapa? Ditebang, karena lahannya akan dipakai untuk teras. Mati, kan? Sebagai
simbol saja.
Resapilah
paragraf setelah kalimat ini.......
Allah mematikan mereka hanya karena mereka sudah tak bertasbih
lagi. Seketika itu langsung dicabut nyawanya. Nah, kita? Berapa lama kita lupa
kepada Allah? Satu hari? Satu bulan? Satu tahun? Setengah dari usia kita? Atau
bahkan seumur hidup kita tak ingat Allah? Tapi, Allah tak mencabut nyawa kita.
Allah tak mematikan kita. Kenapa? Seumpama nasib kita sama seperti hewan dan
tumbuhan itu, yang sedetik saja tak ingat Allah langsung dicabut, apa dunia
tidak sepi, huh? Bukankah saya sudah mati dari tadi, karena saya tadi sempat
lupa?
Saat kita asyik chatting di media sosial, saat mata dan
pikiran kita tertuju pada layar komputer untuk menonton film India, drama
korea, ataupun menulis, blogging, dan apapun itu. Saat kita sedang pergi
atau mengobrol bersama teman-teman, keluarga, bahkan pacar. Saat kita sedang
sekolah, bekerja, makan, bersih-bersih rumah, mendengarkan musik. Pernah lupa
sama Allah? Jujur, saya sering. Tapi, alhamdulillah saya masih hidup dan diberi
ijin untuk menulis ini. Berharap, kita semakin sering mengingat Allah, bahkan
selalu mengingat Allah. O ALLAH, we are so sorry.... L, forgive us please...
fitrahislami.wordpress.com |
Kita harus salut pada semua hewan dan tumbuhan. Karena selama
mereka masih ada di dunia ini, itu artinya sedetikpun mereka tak lupa pada Allah.
Anjing dan babi yang najis dan haram, itupun juga mengingat Allah selalu. Nah,
kita?
Kenapa
kita tidak mati semudah itu?
Kita harus bersyukur karena kita tidak mati semudah itu. Itu
artinya, Allah memang menciptakan manusia menjadi makhluknya yang istimewa. Selamat
ya! Kita diberi kesempatan untuk memperbaiki ibadah dan juga membagusi diri
kita. Kita diberi kesempatan untuk bertaubat. Ah, membicarakan tentang taubat,
saya jadi ingat quote pak yai nih...
Setelah melakukan maksiat:
1.
Iya kalau kita berumur panjang, nah kalau setelah itu mati?
2.
Meski diberi umur panjang, iya kalau dikasih rahmat untuk taubat,
nah kalau tidak?
3.
Umurnya panjang, sudah taubat pula, iya kalau taubatnya diterima,
nah kalo tidak?
Hmmm....
Sudah
ya, next time Insha Allah kita bisa bertemu lagi. Thankies, see ya!
Tulisan Mild, membuatku sadar. Tentang artinya bertahan hidup. Trima kasih.
BalasHapus.
http://fandopasekiblog.heck.in/fando-paseki-dan-kata-kata-bijak.xhtml
Sama-sama, R :)
BalasHapusAkhirnya . Rumah M sudah di chat warna Cokelat. Dari HPqu tampilan blog M terlihat keren . Cobalah M buka blog melalui HP
BalasHapusAkhirnya . Rumah M sudah di cat warna Cokelat. Dari HPqu tampilan blog M terlihat keren . Cobalah M buka blog melalui HP
BalasHapusIya, R.
BalasHapusNih aku pake hp. Ternyata enak juga maen blog pake hp. Hahaha:-D.
Makasih loh, R:-).
Iya, Makasih jg M.
BalasHapusBlog M terlihat rapi juga dari hp, M