Selepas acara yang entah itu adalah acara apa, kami semua lelah. Acara digelar outdoor, dan kalau tidak salah ada sedikit gerimis menghujam jantung bumi, jantungku juga.
Acara selesai. Semua orang segera masuk ke kapal. Kapal itu sangat besar, banyak ruangan, dan banyak kamar yang nyaman. VIP pun ada. Namun entah mengapa, semalam tiba-tiba saja kapal itu menjadi penuh sesak dan hanya menyisakan satu ruangan. Ruangannya bagus, lantainya keren, namun tak ada tempat duduk maupun kasur. Yang ada hanya tempat menaruh tas dan barang-barang yang lain.
Aku dan Kak Najwa Shihab ada di ruangan itu. Hanya berdua. Kami tak suka banyak orang. Akhirnya kami duduk di lantai kapal itu, tanpa alas. Kami terlihat hampir bercakap-cakap, tapi sepertinya Kak Najwa sangat capai dan mengantuk. Dia sudah payah sekali.
Dia langsung merebahkan tubuhnya lalu meringkuk. Aku melihatnya. Tidak tega. Aku tak akan teg amelihat siapapun tidur dengan cara seperti itu, dan di tempat seperti itu. Aku lekas berdiri, merogoh tas, entah tas siapa, kucari selimut atau apapun itu yang bisa dijadikan alas agar tubuh tak langsung bersentuhan dengan lantai kapal.
Aku dapat!
"Najwa, bangun! Kau harus pakai alas..." kataku padanya.
"Tak perlu, Kamila. Tidak apa-apa." jawabnya sambil terus meringkuk, matanya terpejam, namun masih dapat bicara, meski susah. Dia terlihat lelah sekali.
"Najwa..." aku sedikit mendorong tubuhnya bergeser, lalu kugelar sembarang, kukembalikan lagi tubuhnya, berhasil! Dia tetap tak membuka matanya.
Jadi, semalam aku dan Kak Najwa tidur di lantai kapal. Dalam mimpi.
Acara selesai. Semua orang segera masuk ke kapal. Kapal itu sangat besar, banyak ruangan, dan banyak kamar yang nyaman. VIP pun ada. Namun entah mengapa, semalam tiba-tiba saja kapal itu menjadi penuh sesak dan hanya menyisakan satu ruangan. Ruangannya bagus, lantainya keren, namun tak ada tempat duduk maupun kasur. Yang ada hanya tempat menaruh tas dan barang-barang yang lain.
Aku dan Kak Najwa Shihab ada di ruangan itu. Hanya berdua. Kami tak suka banyak orang. Akhirnya kami duduk di lantai kapal itu, tanpa alas. Kami terlihat hampir bercakap-cakap, tapi sepertinya Kak Najwa sangat capai dan mengantuk. Dia sudah payah sekali.
Dia langsung merebahkan tubuhnya lalu meringkuk. Aku melihatnya. Tidak tega. Aku tak akan teg amelihat siapapun tidur dengan cara seperti itu, dan di tempat seperti itu. Aku lekas berdiri, merogoh tas, entah tas siapa, kucari selimut atau apapun itu yang bisa dijadikan alas agar tubuh tak langsung bersentuhan dengan lantai kapal.
Aku dapat!
sumber.com |
"Tak perlu, Kamila. Tidak apa-apa." jawabnya sambil terus meringkuk, matanya terpejam, namun masih dapat bicara, meski susah. Dia terlihat lelah sekali.
"Najwa..." aku sedikit mendorong tubuhnya bergeser, lalu kugelar sembarang, kukembalikan lagi tubuhnya, berhasil! Dia tetap tak membuka matanya.
Jadi, semalam aku dan Kak Najwa tidur di lantai kapal. Dalam mimpi.
Komentar
Posting Komentar
You may say anything about me, because it is your right. And i also may say anything about you, because it is my right.