Jahat banget kesannya, haha. Sebenarnya gak sekejam itu, dan kitapun tak kehilangan nyawa kok. Apakah pertanyaan dari kuis berhadiah milyaran yang ketika kita gagal jawab dengan benar kita bakalan imsomnia sebulan? *saking nyeselnya, Guys. Bukan.
Apakah pertanyaan dari calon mertua yang ketika salah jawab bakal bener-bener fatal sehingga bisa jadi lamaran ditolak? Bukan. Apakah pertanyaan-pertanyaan dalam naskal soal Ujian Nasional yang katanya momok bagi mereka yang malas belajar itu? Bukan.
Lantas pertanyaan yang mana, oleh siapa, yang bagaimana? Yaitu pertanyaan anak kecil tentang ketauhidan atau ketuhanan. Pertanyaan yang sangat polos, sederhana, tapi kalau kita salah jawab, berbahaya loh. Kenapa? Karena ketauhidan itu halus, nyaris tak terlihat, butuh penalaran, dan anak kecil masih belum bisa nalar, Guys.
Sebenarnya, aku menulis ini karena memang ada kejadian. Pertanyaan keponakan-keponakan yang membunuhku, yang membuatku lebih memilih tutup mulut saja dan mengatakan "nanti kalau kamu sudah besar, kamu akan tahu" atau "aku juga tidak tahu".*plakk.
Mungkin hal ini juga terjadi padamu, so tell me!
Yang pertama, dari keponakan laki-lakiku yang berusia 8 tahun. Waktu itu, kita lagi jalan-jalan sore. Eh, tapi kita naik motor kok. Kalo gitu, ketika kita motor-motor deh. Sepanjang jalan banyak bangunan nih, ada rumah penduduk, mushola, masjid, dan lain-lain. Ketepatan keponakanku fokus pada mushola. Tapi menurut dia itu masjid. *Masjid mini, katanya. LOL!
Fyi, masjid dan mushola itu ada bedanya, Guys. Keduanya memang sama-sama mushola (tempat sholat), tapi kalau masjid itu yang memiliki 4 tiang. Sedangkan yang tidak, biasa disebut dengan mushola, surau, ataupun langgar (bahasa jawa). Coba deh, cek masjid-masjid yang ada di sekitarmu, pasti ada tiangnya 4 . Tapi, aku tidak menjelaskan hal ini pada keponakanku. Biarkan dia menyebutnya dengan masjid mini. Jika sudah tiba waktunya, dia akan mengerti.
"Eh ada masjid mini! Kecil banget! Allah kan besar, emang muat?" Serunya.
Aku diam seribu bahasa. I have no idea what to say . Aku ingin tertawa jungkir balik, tapi kutahan. *Iya kali kita jatuh dari motor kalo jungkir balik.
Kalau kamu di posisiku, jawabnya bagaimana? Jawaban yang bisa memahamkan anak sekecil dan sepolos itu.
Sekarang yang kedua, dari keponakan perempuanku yang berusia 9 tahun. Terjadi siang ini saat kita nonton film India berjudul "Race 2". Pertanyaannya muncul setelah adegan pencurian kain kafan Yesus (yang katanya Tuhan orang Kristen itu).
"Sampai sekarang, aku masih bingung. Kenapa Allah bisa jadi Tuhan?" Terlihat dari raut mukanya, dia benar-benar bingung dan butuh jawaban.
Namun, sebagai tantenya aku tak mampu memberi jawaban. Aku sendiri tidak pernah bertanya tentang hal semacam itu. Adakah yang bisa menjawab? Please comment.
Pertanyaan mereka polos, tapi cukup menusuk loh. Kalian yang punya keponakan atau anak, mungkin juga sepupu, atau siapapun deh para anak-anak kecil itu, mereka pernah menusukmu dengan pertanyaannya atau belum? Tunggu aja ya, Guys!
See ya, thanks! Bubye!
Apakah pertanyaan dari calon mertua yang ketika salah jawab bakal bener-bener fatal sehingga bisa jadi lamaran ditolak? Bukan. Apakah pertanyaan-pertanyaan dalam naskal soal Ujian Nasional yang katanya momok bagi mereka yang malas belajar itu? Bukan.
Lantas pertanyaan yang mana, oleh siapa, yang bagaimana? Yaitu pertanyaan anak kecil tentang ketauhidan atau ketuhanan. Pertanyaan yang sangat polos, sederhana, tapi kalau kita salah jawab, berbahaya loh. Kenapa? Karena ketauhidan itu halus, nyaris tak terlihat, butuh penalaran, dan anak kecil masih belum bisa nalar, Guys.
Sebenarnya, aku menulis ini karena memang ada kejadian. Pertanyaan keponakan-keponakan yang membunuhku, yang membuatku lebih memilih tutup mulut saja dan mengatakan "nanti kalau kamu sudah besar, kamu akan tahu" atau "aku juga tidak tahu".*plakk.
Mungkin hal ini juga terjadi padamu, so tell me!
Yang pertama, dari keponakan laki-lakiku yang berusia 8 tahun. Waktu itu, kita lagi jalan-jalan sore. Eh, tapi kita naik motor kok. Kalo gitu, ketika kita motor-motor deh. Sepanjang jalan banyak bangunan nih, ada rumah penduduk, mushola, masjid, dan lain-lain. Ketepatan keponakanku fokus pada mushola. Tapi menurut dia itu masjid. *Masjid mini, katanya. LOL!
Fyi, masjid dan mushola itu ada bedanya, Guys. Keduanya memang sama-sama mushola (tempat sholat), tapi kalau masjid itu yang memiliki 4 tiang. Sedangkan yang tidak, biasa disebut dengan mushola, surau, ataupun langgar (bahasa jawa). Coba deh, cek masjid-masjid yang ada di sekitarmu, pasti ada tiangnya 4 . Tapi, aku tidak menjelaskan hal ini pada keponakanku. Biarkan dia menyebutnya dengan masjid mini. Jika sudah tiba waktunya, dia akan mengerti.
"Eh ada masjid mini! Kecil banget! Allah kan besar, emang muat?" Serunya.
Aku diam seribu bahasa. I have no idea what to say . Aku ingin tertawa jungkir balik, tapi kutahan. *Iya kali kita jatuh dari motor kalo jungkir balik.
Kalau kamu di posisiku, jawabnya bagaimana? Jawaban yang bisa memahamkan anak sekecil dan sepolos itu.
Sekarang yang kedua, dari keponakan perempuanku yang berusia 9 tahun. Terjadi siang ini saat kita nonton film India berjudul "Race 2". Pertanyaannya muncul setelah adegan pencurian kain kafan Yesus (yang katanya Tuhan orang Kristen itu).
"Sampai sekarang, aku masih bingung. Kenapa Allah bisa jadi Tuhan?" Terlihat dari raut mukanya, dia benar-benar bingung dan butuh jawaban.
Namun, sebagai tantenya aku tak mampu memberi jawaban. Aku sendiri tidak pernah bertanya tentang hal semacam itu. Adakah yang bisa menjawab? Please comment.
Pertanyaan mereka polos, tapi cukup menusuk loh. Kalian yang punya keponakan atau anak, mungkin juga sepupu, atau siapapun deh para anak-anak kecil itu, mereka pernah menusukmu dengan pertanyaannya atau belum? Tunggu aja ya, Guys!
See ya, thanks! Bubye!
Jawaban ada pada diri manusia sendiri
BalasHapuscoba R kasih jawaban
Hapushihi, aku pernah dikasih pertanyaan menjelang nikah dulu kata fadli 5th, gini, "Mba tati mau punya dede ya?"
BalasHapustrus mamanya bilang, "mau menikah dulu."
eh dia bilang di perutku katanya ada debay... kkkkk...
Ya kali itu do'a dari dia. Ini Act, ya?
Hapus