Seringkali seorang bahkan semua guru menuntut siswanya untuk
menjadi seperti yang mereka inginkan. Tidak salah memang jika hal itu terjadi,
selama yang diinginkan sang guru adalah perkara baik-baik saja. Namun,
sebaiknya tak perlu ada tuntutan yang macam-macam. Biarkanlah murid melakukan
apa yang dimau. Tidak benar. Pengajar tidak boleh meninggalkan dan membiarkan
murid melakukan semua yang diingin tanpa batasan. Ah, aku tidak mengerti apa
yang aku katakan. Aku tidak tahu harus mengatakan apa.
Namun terkadang sebagai murid akan merasa lebih bingung. Lebih
bingung dari pengajar, bisa jadi. Katakan saja, murid yang dimaksud adalah
murid yang mempelajari 2 macam ilmu sekaligus setiap harinya seperti yang
dilakukan pelajar di King Abdul Aziz. Pagi sampai siang, akan berhadapan dengan
ilmu dunia. Setelahnya ilmu akhirat yang akan dikupas. Catatan:hanya pelajar
yang bertanggung jawab saja yang sepertinya bingung, selain itu tidak termasuk
pelajar yang bingung.
Bingung dalam artian bukan bodoh, melainkan bingung karena dia
sangat bertanggung jawab dengan semua yang dihadapkan padanya (tidak pilih
kasih terhadap guru maupun pelajaran). Terkadang masing-masing pengajar tidak
mengerti apa yang sedang dihadapi anak didiknya. Hal itu lebih baik daripada
mereka serba tahu, akibatnya ingin memberi tugas pun tak jadi. Dan sebaiknya,
pelajar tidak memberi tahu apa yang sedang dihadapi. Itulah yang aku maksud
bingung.
Pengajar ilmu akhirat-atau yang biasa disebut dengan ustadz-mengajarkan
mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya hingga larut malam. Itu hak si
ustadz. Pelajar hanya menurut saja, meskipun sebenarnya dia memiliki tugas dari
pengajar ilmu dunia yang masih belum selesai dan deadline keesokan
harinya. Sepulang mengaji mata sudah tak mampu bertahan lebih lama lagi, namun
bagaimanapun juga hal itu harus segera diselesaikan karena belum tentu di subuh
hari bisa menyelesaikannya.
Belum lagi saat subuh ada tambahan mengaji, lantas? Tak dapat
dipungkiri juga bahwa tugas ilmu dunia juga bisa membuat ilmu akhirat cukup
berantakan. Terkadang ada yang beranggapan bahwa ilmu dunia tidak penting
sehingga kita sebaiknya tidak usah terlalu dibuat pusing olehnya, kemudian
mengabaikan pelajaran dunia yang diberikan, meninggalkan tugas, membiarkan
pengajar terdengar seperti saluran radio yang tak memiliki pemirsa. Karena
saking bertanggung jawabnya dengan ilmu akhirat? Tidak adil. Yang seperti itu
bisa sangat melukai hati gurumu. Dia juga pahlawan seperti yang di malam hari.
Di malam hari pun ada yang dibedakan. Ah, kasihan sekali aku
melihatnya. Namun, aku bisa apa? Haruskah aku beranjak dari tempat dudukku
kemudian berdiri di depan kelas sambil meneriakkan “Hei! Dengerin donk!
Perhatikan!”? Justru aku diberi predikat gila. Aku tidak berhak karena biasanya
aku juga tertidur. Ingat ya, harus membedakan antara tidur dan tertidur. Tidur
itu dengan kesengajaan, sedangkan tertidur 100% tidak sengaja. Fyi, aku
selalu berusaha untuk membuka mataku lebar-lebar. *Hah!
sumber:www.gadis.co.id
Komentar
Posting Komentar
You may say anything about me, because it is your right. And i also may say anything about you, because it is my right.